Kelas 5 Kenalkan Kreativitas Ramah Lingkungan Melalui Teknik Ecoprint “Pounding”

Share it

Citizen Jurnalis: Shodiq Andi Nugroho

Para siswa sedang melakukan mencetak motif alami menggunakan daun melalui teknik pounding atau memukul daun, bagian dari metode ecoprint.

Suasana belajar di kelas 5 pekan ketiga Mei 2025 tampak berbeda. Kali ini, para siswa tidak hanya duduk mendengarkan teori, tetapi aktif terlibat dalam kegiatan kreatif yang menggabungkan seni dan kepedulian terhadap lingkungan: mencetak motif alami menggunakan daun melalui teknik pounding atau memukul daun, bagian dari metode ecoprint.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan pada siswa sejak dini, sekaligus mengasah kreativitas mereka melalui eksplorasi tekstur dan warna alami dari daun. Selain itu, metode ini memperkenalkan siswa pada seni terapan yang ramah lingkungan tanpa bahan kimia, mendorong mereka untuk lebih menghargai kekayaan hayati di sekitar sekolah.

Koordinator Guru Kelas 5, Ibu Arie Yuliska Kusumawati, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran kontekstual yang bertujuan untuk mengasah keterampilan sekaligus menanamkan sikap peduli lingkungan. “Kami ingin siswa tidak hanya belajar di atas kertas, tetapi juga mengalami langsung proses kreatif yang membumi, sederhana, dan mengedukasi,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Shodiq Andi Nugroho, S.Pd., selaku Wali Kelas 5-C yang mendampingi langsung kegiatan ini. Menurutnya, teknik pounding memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna. “Kegiatan ini menyadarkan anak-anak bahwa dedaunan yang selama ini mereka anggap biasa, ternyata bisa menjadi karya seni yang luar biasa,” ujarnya.

Proses ecoprint dilakukan dengan cara menata daun segar di atas kain, lalu ditutup dan dipukul menggunakan palu kayu agar pigmen alami daun menempel dan membentuk motif unik. Anak-anak tampak antusias dan penuh semangat saat menciptakan karya mereka masing-masing.

Salah satu siswa kelas 5-C, Erlangga Hassan Arrasyid, menyampaikan testimoni dengan penuh rasa syukur. “Alhamdulillah, saya sangat senang bisa ikut kegiatan ini. Saya jadi tahu bahwa daun-daun bisa menghasilkan warna dan bentuk yang indah. Terima kasih kepada guru-guru yang sudah membimbing kami,” katanya dengan wajah ceria.

Dengan kegiatan ini, pembelajaran tidak hanya membentuk pengetahuan, tetapi juga karakter—mendorong siswa untuk mencintai alam, berkreasi dengan bijak, dan bersyukur atas anugerah Tuhan melalui lingkungan sekitar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *