- Selasa, 17 Mei 2022
- 11.30 - 14.00 WIB
- SD Islam Hidayatullah Semarang
- Penulis: Dwi Jayanti, S.Pd.
Semarang, sdislamhidayatullah.sch.id – Pukul 11.36 azan Zuhur dikumandangkan oleh Ustaz Mustofa di musala SD Islam Hidayatullah. Jamaah salat kali ini tiga kali lebih banyak dari biasanya karena seluruh pengabdi LPIH berkesempatan melaksanakan salat Zuhur berjamaah di sini. Seusai salat jamaah, seluruh pengabdi di lingkungan LPIH mengikuti kegiatan Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh LPIH dan Yayasan Abul Yatama, Semarang.
Halal Bihalal kali ini dirasa sangat istimewa karena kembali diselenggarakan setelah dua tahun vakum akibat pandemi. Selain itu, hampir seluruh pendiri, pengurus yayasan, dan pengurus lembaga, serta pengabdi hadir.
Kegiatan dibuka dengan bacaan QS. Al-Fatiha oleh Ustaz Tarto, kemudian pembacaan kalam Ilahi (QS Ali Imran 133–135) oleh Ustaz Mustofa. Ketua Yayasan, Habib Umar Toha menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau berpesan kepada seluruh pengabdi untuk tidak sombong dan berbangga hati atas prestasi yang telah diraih. Namun, kita juga tidak boleh lengah dan harus senantiasa memperbaiki diri setiap harinya, karena termasuk orang yang merugi jika hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin. Terus tingkatkan prestasi, sebab setiap dari kita memiliki potensi diri.
Beliau juga menyampaikan nasihat yang disampaikan oleh Ustaz Budi Azhari dalam sebuah acara: jatuhnya peradaban Islam itu karena umatnya melupakan ayat pertama yang diturunkan Allah Swt. yakni “iqra (membaca)”. Guru harus selalu meningkatkan kemampuan diri, salah satunya dengan rajin membaca. Yayasan akan selalu mendukung hal ini.
Mauizah Hasanah
Acara inti disampaikan oleh Drs. K.H. Fahrurrozi, M. Ag. Beliau menggaris bawahi bahwa pandemi mengubah banyak hal. Namun, tidak ada peristiwa yang tidak membawa kebaikan.
Kalau dengan pandemi tidak menurunkan tensi kesombongan kita, harus seperti apa lagi Allah ingatkan kita kalau kita ini lemah.
Pandemi juga mengajarkan kita untuk mensyukuri kesehatan dan kesempatan. Kedua hal tersebut baru akan kita sadari betapa berharganya setelah kita kehilangan.
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna. Mari kita syukuri dengan memaksimalkan potensi diri. Potensi yang dimiliki akan berkembang jika kita bekerja dengan bahagia. Jangan pula terbiasa melihat posisi orang lain, namun syukuri apa yang kita raih saat ini. Kesulitan dalam melaksanakan tugas semata-mata dimaknai untuk mengambangkan kemampuan. Dengan begitu, kita akan menjadi insan yang selalu bersyukur dan rida atas ketetapan Allah Swt.
Di akhir ceramahnya, Ustaz Fahrurrozi menyampaikan sebuah hadis: “Sungguh beruntung orang yang mati tapi kebaikannya tak turut mati. Dan sungguh celaka orang yang mati namun keburukannya tidak pula ikut mati”.
Majelis yang mulia ini ditutup dengan doa, kemudian dilanjutkan dengan halal bihalal seluruh hadirin, serta menikmati makan siang bersama. Semoga kebersamaan dan silaturahmi di lingkungan LPIH semakin erat dan senantiasa dalam keberkahan. Amin.